Senin, 22 September 2008

Pengetahuan

MENURUT AL-QUR'AN DAN AL-HADITS, KEMENANGAN GEREJA ITU SAMA DENGAN FITNAHNYA DAJJAL

Sebagaimana kami terangkan di muka, Al-Qur'an tak menyebutkan nama Dajjal secara khusus. Tetapi dalam Hadits sahih diterangkan bahwa barang siapa membaca surat al-Kahfi, ia akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal, padahal surat ini khusus membahas agama Nasrani dan ajarannya yang palsu. Terutama sekali sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dari surat ini, khusus dibahas kepercayaan dan kegiatan bangsa-bangsa Kristen. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa rnenurut Al-Qur'an, f'itnahnya Dajjal itu hanya sebutan lain saja bagi kemenangan agama Nasrani. Dengan perkataan lain, apa yang digambarkan dalam Hadits sebagai fitnahnya Dajjal itu tiada lain hanyalah kemenangan agama Nasrani.
Dengan suara bulat semua kitab Hadits mengumumkan bahwa fitnahnya Dajjal adalah fitnah yang paling besar, sampai-sampai kaum Muslimin diajarkan agar pada tiap-tiap shalat berdo'a kepada Allah untuk diselamatkan dari fitnahnya Dajjal: "Ya Allah, aku mohon perlindungan Dikau dari fitnahnya Masih ad-Dajjal". Selanjutnya diterangkan pula dalam Hadits bahwa setiap Nabi memperingatkan ummatnya terhadap fitnahnya Dajjal. Dalam Hadits dinyatakan seterang-terangnya sbb:
"Tak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal, sejak terciptanya Adam hingga Hari Kiamat".
Semua kitab Hadits sama pendapatnya tentang hal ini, dan peringatan ini diulang berkali-kali dalam berbagai bentuk kalimat. Oleh karena itu timbullah pertanyaan, mengapa Al-Qur'an tak membicarakan peristiwa yang digambarkan dengan tegas oleh Nabi Muhammad SAW sebagai fitnah yang paling besar?
Sebelum kami menjawab pertanyaan ini, baiklah kami periksa labih dahulu sifat dua macam fitnah yang kaum Muslimin diperingatkan akan terjadi pada akhir zaman. Pertama tentang fitnahnya Ya'juj wa-Ma'juj, ini diuraikan seterang-terangnya, baik dalam Al-Qur'an maupun dalam Hadits; akan tetapi Al-Qur-an tak menerangkan tentang Dajjal, melainkan sebagai penggantinya, Al-Qur'an hanya menerangkan fitnah besar berupa ajaran Kristen tentang Ketuhanan nabi 'Isa. Dengan kata-kata yang tegas, Al-Qur'an mencela ajaran ini sebagai fitnah yang paling besar bagi manusia:
"Langit hampir-hampir pecah dan bumi membelah dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping, karena mereka mengakukan seorang putra kepada Tuhan Yang Maha-pemurah" (19:90-91)
Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahwa ajaran semacam itu tak pernah diajarkan oleh nabi 'Isa. bahkan sebenarnya, ajaran itu bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh nabi 'Isa.
"Tatkala Allah berfirman: Wahai 'Isa anak Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia ambillah aku dan ibuku sebagai Tuhan selain Allah ? la ('Isa) berkata: Maha suci Engkau, tak pantas bagiku mengatakan sesuatu yang aku tak berhak mengatakan itu… Aku tak berkata kepada mereka selain apa yang Engkau perintahkan kepadaku, yakni mengabdilah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu" (5:116-117).
Jadi menurut Al-Qur'an, ajaran tentang Ketuhanan nabi 'Isa tak diajarkan oleh beliau, melainkan diajarkan oleh Anti-christ atau Dajjal. Walaupun Al-Qur'an tak menyebut-nyebut nama Dajjal, namun Al-Qur'an membicarakan ajaran Dajjal yang sesat berupa ajaran Kristen tentang Putra Allah.
Jika kami memperhatikan Hadits yang bersangkutan, inipun membenarkan apa yang tersebut di atas. Dalam hubungan ini, hal yang mula-pertama menarik perhatian kami ialah, bahwa Hadits yang menerangkan turunnya al-Masih, hampir semuanya memikulkan satu tugas kepada beliau, yakni "mematahkan kayu palang" (yaksirus-saliba).
Jarang sekali Hadits yang menerangkan, bahwa beliau ditugaskan untuk membunuh Dajjal. Hal ini memang aneh jika diingat bahwa menurut Hadits, fitnahnya Dajjal itu fitnah yang paling besar di dunia. Fitnah ini hanya akan disingkirkan oleh tangan Masih-Mau'ud. Akan tetapi pada waktu membicaraka turunnya al-Masih, Hadits hanya menerangkan bahwa tugas beliau yang paling besar ialah mematahkan kayu palang; ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa mematahkan kayu palang adalah sama artinya dengan membunuh Dajjal.
Sungguh mengesankan sekali bahwa manakala Hadits menerangkan fitnah zaman akhir, maka fitnah yang paling besar adalah fitnahnya Dajjal; tetapi manakala Hadits menerangkan obat yang dapat memberantas fitnah itu, maka hanya disebut patahnya kayu palang. Mengingat bahwa tugas utama Masih-Mau'ud ialah mematahkan kayu palang, maka teranglah bahwa fitnahnya Dajjal dan merajalelanya agama Kristen adalah, dua sebutan belaka bagi satu idee yang sama.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanda-tanda Dajjal
Tanda-tanda Dajjal lain lagi yang diuraikan dalam Hadits ialah bahwa wanita akan seperti pria, dan pria akan seperti wanita. Seperempat abad yang lalu, hal ini masih sukar dimengerti. Akan tetapi sekarang ramalan ini terjadi sungguh-sungguh, yakni bahwa wanita memakai cara-cara kaum pria, misalnya memotong rambut, memakai celana dan sebagainya, sedangkan kaum pria memakai cara-cara kaum wanita, misalnya berambut gondrong, memakai bedak, kalung, gelang dan sebagainya. Parobahan dalam hal kelakuan dan kebiasaan ini begitu jauh, hingga kadang-kadang sukar dibedakan antara wanita dan pria.
Sabda Nabi SAW: "Wanita akan nampak seperti pria dan pria akan nampak seperti wsnita, ini terjadi sungguh-sungguh.
================================================================
ISRA BERSAMA RASULULLAH SAW KE LANGIT YANG PALING TINGGI


Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari Anas Ibnu Malik bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Didatangkan untukku Buraq yang merupakan hewan putih, panjangnya diatas himar dan dibawah bagal, kukunya berada di akhir ujungnya. Beliau bersabda, `Aku segera menunggainya hingga tiba di Baitul Maqdis.' Beliau bersabda, `Lalu ia mengikatnya dengan tali (rantai) yang biasa dipakai oleh para nabi untuk mengikat.' Beliau melanjutkan, `Kemudian aku memasuki masjid (Baitul Maqdis) dan mendirikan shalat dua rakaat. Setelah itu, aku keluar. Lalu Malaikat Jibril a.s. mendatangiku dan menyodorkan dua buah gelas yang satu berisi khamar dan lainnya berisi susu. Aku memilih gelas yang berisi susu dan Jibril a.s. berkata, `Engkau telah memilih kesucian.'
Kemudian ia naik bersamaku ke langit yang pertama. Jibril meminta dibukakan pintu. Lalu (malaikat penjaga langit pertama) bertanya, `Siapakah kamu.' Jibril a.s. menjawab, `Jibril.' Kemudian ia ditanya lagi, `Siapakah yang besertamu?' Jibril a.s. menjawab, `Muhammad.' Malaikat itu bertanya, `Apakah kamu diutus?' Jibril menjawab, `Ya, aku diutus.' Lalu pintu langit dibukakan untuk kami. Ternyata aku bertemu dengan Nabi Adam a.s. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Setelah itu Jibril a.s. naik bersamaku kelangit yang kedua dan meminta dibukakan pintu. Lalu pintu langit kedua dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan dua putra paman Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria a.s., keduanya menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Lalu Jibril a.s. naik bersamaku ke langit yang ketiga dan meminta dibukakan pintu langit ketiga. Lalu pintu langit ketiga dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Yusuf a.s. yang telah dianugerahi sebagian nikmat ketampanan. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Kemudian Jibril a.s. naik bersamaku kelangit keempat dan meminta dibukakan pintu langit keempat. Lalu pintu langit keempat dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Idris a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah SWT berfirman, `Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.'
Setelah itu Jibril a.s. kembali naik bersamaku kelangit yang kelima dan meminta dibukakan pintu langit kelima. Lalu ia membukakan pintu langit yang kelima untuk kami, Di sana aku bertemu dengan Harun a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Malaikat Jibril a.s. kembali naik bersamaku ke langit yang keenam dan meminta dibukakan pintu untuk kami. Lalu ia membukakan pintu keenam untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Musa a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Lalu Jibril a.s. naik lagi bersamaku ke langit yang ketujuh dan meminta dibukakan pintu langit ketujuh. Kemudian malaikat penjaga pintu langit ketujuh membukakan pintu untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Ibrahim a.s. yang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma'mur yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat dan tidak kembali kepadanya -sebelum menyelesaikan urusannya.
Setelah itu, ia pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha. Ternyata, daun-daunnya sebesar kuping gajah dan buah-buahannya menyerupai buah anggur. Begitu perintah Allah SWT menyelubunginya dan menyelubungi apa-apa yang akan diselubungi, ia segera berubah. Tidak ada seorang makhluk Allah pun yang mampu menyifati keindahan dan keelokannya. Lalu Allah Maha Agung mewahyukan apa-apa yang akan diwahyukan-Nya kepadaku dan mewajibkanku untuk mendirikan shalat lima puluh kali setiap hari sehari semalam. Setelah itu, aku turun menemui Musa a.s.. Ia bertanya kepadaku, `Apakah gerangan yang telah diwajibkan Allah SWT atas umatmu.' Aku menjawab,' Mendirikan shalat sebanyak lima puluh kali.' Kemudian ia berkata, `Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah kepada-Nya keringanan. Sesungguhnya umatmu tidak memiliki kemampuan untuk melakukan itu. Sesungguhnya aku telah berpengalaman mencobanya kepada Bani Israel.' Beliau melanjutkan sabdanya, `Kemudian aku kembali kepada Rabb-ku dan memohon, `Wahai Rabb, berikanlah keringan untuk umatku.' Dan Ia mengurangi menjadi lima kali. Setelah itu, aku kembali menemui Musa a.s. dan kukatakan kepadanya, `Ia telah mengurangi menjadi lima kali.' Namun Musa a.s. kembali berkata, `Sesungguhnya umatmu tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu. Karena itu kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan.' Lalu aku bolak-balik bertemu antara Rabb-ku Yang Maha Tinggi dengan Musa a.s.. Lalu Dia berfirman, `Wahai Muhammad, sesungguhnya kelima shalat itu dilaksanakan setiap sehari semalam. Setiap shalat dihitung sepuluh yang berarti berjumlah lima puluh shalat. Barang siapa yang ingin melakukan suatu kebaikan kemudian tidak melaksanakannya, maka Ku-tuliskan untuknya satu kebaikan. Dan jika ia mengerjakannya, maka Ku-tuliskan untuknya sepuluh kebaikan. Barangsiapa ingin melakukan kejelekan kemudian tidak melakukannya, maka Aku tidak menulis apa-apa padanya. Dan jika ia mengerjakannya, maka Aku menuliskannya satu kejelekan.' Beliau kembali melanjutkan sabdanya, `Lalu aku turun hingga sampai kepada Musa a.s. dan memberitahukan hal tersebut. Musa a.s. berkata, `Kembalilah kepada Rabb-mu dan memohonlah keringanan.' Saat itu Rasulullah saw. bersabda, `Aku katakan kepadanya, `Aku telah berulang kali kembali kepada Rabb-ku hingga aku merasa malu kepada-Nya.'"
===========================================================================
AHLI SURGA
Imam Ahmad meriwayatkan dari Muhammad bin Qais bin Ubadah, dia berkata, "Aku sedang berada di masjid. Tiba-tiba datanglah seorang yang di wajahnya ada tanda kekusyukan. Dia shalat dua rakaat secara singkat. Orang-orang berkata, 'Orang ini ahli surga.' Setelah dia keluar, maka saya mengikutinya sampai di rumahnya, lalu aku ikut masuk kerumahnya. Kami bercakap-cakap, dan setelah akrab aku bertanya, 'Ketika engkau masuk mesjid, orang-orang mengatakan bahwa engkau ahli surga.' Dia menanggapi, 'Mahasuci Allah. Tidak selayaknya seseorang mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya.
Saya akan bercerita kepadamu mengapa saya demikian. Sesungguhnya aku bermimpi seolah-olah aku berada di taman nan hijau.'" Ibnu Aun berkata: "Orang itu menceritakan kehijauan dan keluasan taman.'Di tengah-tengah taman ada tiang besi. Bagian bawahnya menancap ke bumi dan bagian atasnya menjulang ke langit. Pada bagian tengahnya ada tali. Tiba-tiba dikatakan kepadaku, 'Naiklah!' Maka aku menjawab, 'Aku tidak bisa.' Kemudian datanglah pelayan.'" Ibnu Aun berkata, "Pelayan itu seorang pemuda. Pelayan menyingsingkan bajuku dari belakang seraya berkata, 'Naiklah!' Maka akupun naik hingga berhasil memegang tali.
Dia berkata, 'Peganglah tali itu.' Maka aku terbangun dan tali itu benar-benar ada ditanganku. Kemudian aku menemui Rasulullah saw. dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, 'Taman itu melambangkan taman Islam, tiang itu melambangkan tiang Islam, dan tali itu adalah tali yang kokoh. Kamu akan senantiasa memeluk Islam hingga mati.'" Hadist ini dikemukakan dalam shahihain. Orang itu adalah Abdullah bin Salam r.a.
=============================================================================
KEUTAMAAN AL-FATIHAH
Nama-nama lain Al-Fatihah : Fatihatul-Kitab, Ummul Kitab, Ummul-Qur'an, as-Sab'ul-Matsani, al-Qur'anul-`Azhim,asy-Syifa, dan Assaul-Qur'an.
Imam Ahmad bin Hambal r.a. meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Rasulullah saw. Menemui Ubai bin Ka'ab, namun dia sedang shalat. Rasul berkata, `Hai Ubai.' Maka Ubai melirik, namun tidak menyahut. Nabi berkata, `Hai Ubai!' Lalu Ubai mempercepat shalatnya, kemudian beranjak menemui Rasulullah saw. Sambil berkata, `Asalamu'alaika, ya Rasulullah.' Rasul menjawab, `Wa'alaikassalam. Hai Ubai, mengapa kamu tidak menjawab ketika kupanggil?' Ubai menjawab, `Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sedang shalat.'
Nabi bersabda, `Apakah kamu tidak menemukan dalam ayat yang diwahyukan Allah Ta'ala kepadaku yang menyatakan, `Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.' (al-Anfal:24)
Ubai menjawab, `Ya Rasulullah, saya menemukan dan saya tidak akan mengulangi hal itu.' Rasul bersabda, `Sukakah kamu bila kuajari sebuah surat yang tidak diturunkan surat lain yang serupa dengannya di dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Furqan?' Ubai menjawab, `Saya suka, wahai Rasulullah.'
Rasulullah saw. Bersabda, `Sesungguhnya aku tidak mau keluar dari pintu ini sebelum aku mengajarkannya.' Ubai berkata, `Kemudian Rasulullah memegang tanganku sambil bercerita kepadaku. Saya memperlambat jalan karena khawatir beliau akan sampai di pintu sebelum menuntaskan pembicaraannya. Ketika kami sudah mendekati pintu, aku berkata, `Ya Rasulullah, surat apakah yang janjikan itu?' Beliau bertanya, `Apa yang kamu baca dalam shalat?' Ubai berkata, `Maka aku membacakan Ummul-Qur'an kepada beliau.'
Beliau bersabda, `Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, Allah tidak menurunkan surat yang setara dengan itu baik dalam Taurat,Injil,Zabur,maupun al-Furqan. Ia merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang.'
"Muslim meriwayatkan dalam sahihnya dan Nasa'I meriwayatkan dalam sunannya dengan sanad dari Ibnu, dia berkata, "Suatu ketika Rasulullah saw. (sedang duduk) dan di sisinya ada Jibril. Tiba-tiba jibril mendengar suara dari atas. Maka dia mengarahkan pandangannya ke langit, lalu berkata, `Inilah pintu langit dibukakan, padahal sebelumnya tidak pernah.' Ibnu Abbas berkata, "Gembirakanlah (umatmu) dengan dua cahaya. Sungguh keduanya diberikan lepadamu dan tidak pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, yaitu Fatihatul-Kitab dan beberapa ayat terakhir surat al-Baqarah. Tidakkah Anda membaca satu hurufpun darinya melainkan Anda akan diberi (pahalanya).'"
===========================================================================
MEMBUKA PINTU SORGA

Tidak seperti biasanya, hari itu Ali bin Abi Thalib pulang lebih sore menjelang asar. Fatimah binti Rasulullah menyabut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena kebutuhan di rumah makin besar.
Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. "Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sepeserpun."Fatimah menyahut sambil tersenyum, "Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta'ala."
"Terima kasih," jawab Ali. Matanya memberat lantaran istrinya begitu tawakal. Padahal persediaan dapur sudah ludes sama sekali. Toh Fatimah tidak menunjukan sikap kecewa atau sedih.Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan salat berjama'ah. Sepulang dari sembahyang, di jalan ia dihentikan oleh seorang tua. "Maaf anak muda, betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib?"Áli menjawab heran. "Ya betul. Ada apa, Tuan?''
Orang tua itu merogoh kantungnya seraya menjawab, "Dahulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya."Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.Tentu saja Fatimah sangat gembira memperoleh rezeki yang tidak di sangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari.Ali pun bergegas berangkat ke pasar.
Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat seorang fakir menadahkan tangan, "Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk Allah, bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang kehabisan bekal di perjalanan."
Tanpa pikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya kepada orang itu.Pada waktu ia pulang dan Fatimah keheranan melihat suaminya tidak membawa apa-apa, Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya.Fatimah, masih dalam senyum, berkata, "Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan seandainya saya yang mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta kepada Allah daripada bersifat bakhil yang di murkai-Nya, dan menutup pintu surga buat kita."
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PAHITNYA OBAT

Seorang raja memiliki istri yang sangat ia cintai. Sayang, istrinya tidak bisa memberinya keturunan. Banyak tabib telah berusaha mengobatinya, namun tidak berhasil. Ia diberitahu bahwa ada seorang tabib yang sangat mahir di suatu tempat tertentu."Panggillah ia kemari," titah sang raja.Tak beberapa lama datanglah sang tabib ke hadapan raja.
"Jika kalian ingin aku mengobatinya, maka biarkanlah aku berdua dengan sang permaisuri, tutuplah dengan hijab," kata sang tabib.Mereka kemudian meninggalkan kedua orang itu.
"Setelah kuamati bukuku, ternyata ajalmu telah dekat. Sisa umurmu tak cukup untuk mengandung dan melahirkan. Umurmu hanya tinggal 40 hari lagi," kata sang tabib kepada permaisuri raja.Setelah merasa cukup berbicara dengannya, sang tabib kemudian mohon diri.
Sejak pertemuannya dengan sang tabib, nafsu makan permaisuri sangat berkurang. Makan siang dihidangkan, namun ia tidak memakannya. Makan malam disiapkan, ia juga tidak menyentuhnya.Raja khawatir dengan keadaan istrinya.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya raja."Orang bijak itu mengatakan bahwa umurku tinggal 40 hari," jelas istrinya.Permaisuri lalu menceritakan semua yang dikatakan oleh sang tabib.
Semakin hari tubuh sang permaisuri semakin kurus. Empat puluh hari lewat sudah, tetapi ia tidak mati juga. Raja kemudian mengutus orang untuk mengundang sang tabib."Empat puluh hari telah berlalu, namun istriku tetap hidup," kata raja kepada sang tabib."Sesungguhnya aku tidak tahu kapan ajalku tiba, apa lagi ajal orang lain. Namun saat itu, aku tidak menemukan obat yang lebih manjur dari berita yang menakutkannya. Istrimu selalu makan yang nikmat-nikmat sehingga lemak menutup rahimnya. Sekarang temuilah dia dan kumpullah dengannya. Insyaa Allah dia akan hamil." Tak lama kemudian tersebar berita bahwa permaisuri raja hamil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates